Tugas Ilmu Budaya Dasar "Manusia dan Harapan"
MAKALAH ILMU BUDAYA
DASAR:
MANUSIA dan HARAPAN
Nama :
-
Bunga Cininthya Armina (11113817)
-
Irsan Trigunadi (14113507)
-
Rio Indra Pratama (17113759)
-
Pramuda Asa Ayubi (16113888)
Kelas : 1KA38
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU
KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN SISTEM
INFORMASI
2013/2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warrahmatullahi wabarrakatuh
Puji
syukur saya panjatkan kepada Allah SWT , Tuhan semesta alam atas rahmat dan karunia-Nya,
karena makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam
kepada suri tauladan Nabi Muhammad SAW.
Makalah
ini membahas tentang “Manusia dan Harapan”, yang berkaitan dengan mata kuliah
softskill Ilmu Budaya Dasar.
Selama
penulisan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dan
dalam bentuk apapun. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih
sebesar-besarnya kepada :
1.
Bapak Aria Kusumadianto yang merupakan dosen
ilmu budaya dasar yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan ilmu yang
sangat berharga.
2.
Rekan-rekan kelas 1 KA 38 yang selalu
memberikan bantuan ,motivasi dan semangat untuk mengerjakkan makalah ini.
3.
Semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna , oleh karena
itu kami menerima kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata, penulis
berharap makalah ini bisa bermanfaat.
Wassalmu’alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh
Bekasi, 29 Maret 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………..
2
BAB I….…………………………………………………………………………………………… 3
BAB II ……….............…………………………………………………………………………….. 6
BAB III …………………………………………………………………………........................….
12
DAFTAR PUSAKA …………………………………………….....……………………………….
13
BAB I
Pendahuluan
1.1 Pendahuluan
Setiap
manusia mempunyai harapan. Manusia tanpa harapan, berarti manusia itu mati
dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya
berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan
itu biasanya sesuai dengan pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan
kemampuan. Misalnya, Rio yang hanya mampu membeli sepeda, tidak mungkin
mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seseorang yang mempunyai harapan yang
berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orangitu seperti
peribahasa “Si Pungkuk merindukan bulan”.
Harapan
harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapannya terwujud, maka selain
berusaha dengan sungguh-sungguh, manusia tak lepas atau tidak boleh bosan
berdoa. Hal ini disebabkan karena antara harapan dan kepercayaan itu tidak
dapat dipisahkan. Harapan dan kepercayaan itu adalah bagian dari hidup manusia.
Tiap manusia mempunyai harapan dan juga pasti mempunyai kepercayaan kepada
Tuhan YME. Karena itu wajarlah kalau harapan itu banyak menimbulkan daya
kreativitas seniman untuk mencipta seni. Banyak hasil seni seperti: seni sastra,
senipatung, seni film, seni lukis, seni musik, filsafat yang lahir dari
kandungan harapan dan kepercayaan.
Tuhan
adalah tumpuan segala harapan. Kepada-Nya kepercayaan di utamakan sepenuhnya.
Berhasil tidaknya suatu harapan itu tergantung dari usaha orang yang mempunyai
harapan. Dengan terbahasnya masalah kehidupan manusia ini, diharapkan kita
semua terbuka hati dan pikiran, sehingga mempunyai persepsi, penalaran, wawasan
yang luas dan mendalam tentang kehidupan manusia yang tertuang dalam hasil
budaya. Dengan melalui hasil budaya bangsa diharapkan pula kita akan dapat
memahami dan menghayati tingkah laku, norma-norma social dan nilai-nilai yang
terkandung dalam hasil budaya itu, sehingga kita akan lebih manusiawi sebagai
salah satu ciri manusia Indonesia seutuhnya.
1.2 Masalah
1.2.1 Pengertian Harapan
1.2.2 Apa sebab manusia mempunyai harapan
1.2.3 Pengertian doa
1.2.4 Kepercayaan
1.2.5 Kepercayaan dan usaha untuk
meningkatkannya
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan pengertian harapan
1.3.2 Menjelaskan apa sebabnya manusia mempunyai
harapan
1.3.3 Menjelaskan pengertian doa
1.3.4 Menjelaskan tentang kepercayaan
1.3.5 Menjelaskan kepercayaan dan usaha untuk
meningkatkannya
1.4 Mind
Map
BAB II
PERMASALAHAN
2.1 Pengertian
Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan,
berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun
mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan
tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan
kemampuan masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda,
biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai
harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang
itu seperti peribahasa "Si pungguk merindukan bulan"
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha
orang yang mempunyai harapan, misalnya Rio mengharapkan nilai A dalam ujian
yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pemah hadir kuliah. Ia menghadapi
ujian dengan santai. Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A. luluspun mungkin
tidak.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada
diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan
terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa.
Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dan kata harap yang berarti keinginan supaya
sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat
terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.Jadi untuk mewujudkan
harapan itu harus disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan
Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak
terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antar
harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu :
-
keduanya
menyangkut masa depan karena belum terwujud
-
pada umumnya
dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih
baik atau meningkat.
2.2 Apa Sebabnya Manusia Mempunyai
Harapan?
Menurut
kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap Lahir ke dunia langsung
disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau
anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satupun manusia yang luput dari pergaulan
hidup. Di tengah-tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan
berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/spiritualnya.
Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan orang lain yaitu dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan orang lain yaitu dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
2.2.1 Dorongan
Kodrat
Dorongan
Kodrat Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma
dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Dorongan kodrat
menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis,
tertawa, bergembira, dan sebagainya. Kodrat juga terdapat pada binatang, walau
bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Dalam diri manusia masing-masing
sudah terjelma sifat, kodrat pembawa dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup
bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan Kodrat ini, maka
manusia mempunyai harapan.
2.2.2 Dorongan
Kebutuhan
Sudah
kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam keebutuhan hidup.
Kebutuhan hidup pada dasarnya dapat dibedakan atas Kebutuhan Jasmani dan Kebutuhan Rohani.
Kebutuhan hidup pada dasarnya dapat dibedakan atas Kebutuhan Jasmani dan Kebutuhan Rohani.
Untuk
memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini
disebabkan , kemampuan manusia sangat terbatas , baik kemampuan fisik maupun
kemampuan berpikir.
Menurut
Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya Harapan dan Kebutuhan Manusia yaitu :
a) kelangsungan hidup (survival)
Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang, pangan dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir.
Setiap bayi begitu lahir di bumi menangis, ia telah mengharapkan diberi makan/minum. Kebutuhan akan makan/minum ini terus berkembang sesuai dengan perkembangan hidup manusia
b) keamanan ( safety )
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin dilindungi. Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman. Dalam hal ini agama sering merupakan cara memperoleh kemanan moril bagi pemiliknya. Walaupun secara fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah memberikan keamanan yang diharapkan.
c) hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu tidak jarang anak-anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny masih kecil saja, semua diatur!” Itu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya.Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai.
Sebab umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.
d) diakui lingkungan (status)
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup, Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia Harga diri orang antara lain melekat pada status orang itu. Misalnya ada anak haram, biarpun anak haram itu tingkah lakunya baik dan tidak berdosa sebab yang berdosa orang tuanya, namun masyarakat tetap memberikan cap yang negatif.
e) perwujudan cita-cita (self actualization)
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.
a) kelangsungan hidup (survival)
Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang, pangan dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir.
Setiap bayi begitu lahir di bumi menangis, ia telah mengharapkan diberi makan/minum. Kebutuhan akan makan/minum ini terus berkembang sesuai dengan perkembangan hidup manusia
b) keamanan ( safety )
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin dilindungi. Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman. Dalam hal ini agama sering merupakan cara memperoleh kemanan moril bagi pemiliknya. Walaupun secara fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah memberikan keamanan yang diharapkan.
c) hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu tidak jarang anak-anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny masih kecil saja, semua diatur!” Itu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya.Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai.
Sebab umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.
d) diakui lingkungan (status)
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup, Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia Harga diri orang antara lain melekat pada status orang itu. Misalnya ada anak haram, biarpun anak haram itu tingkah lakunya baik dan tidak berdosa sebab yang berdosa orang tuanya, namun masyarakat tetap memberikan cap yang negatif.
e) perwujudan cita-cita (self actualization)
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.
2.3 Pengertian
Doa
Doa adalah permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan
hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya.
Sedangkan sikap khusyu’ dan tadharru’ dalam menghadapkan diri kepada-Nya
merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang sedang mengharapkan tercapainya
sesuatu yang dimohonkan.
Pengertian doa bagian dari ibadah adalah bahwa
kedudukan doa dalam ibadah ibarat mustaka dari sebuah bangunan mesjid. Doa
adalah tiang penyangga, komponen penguat serta syiar dalam sebuah peribadatan.
Dikatakan demikian karena doa adalah bentuk pengagungan terhadap Allah dengan
disertai keikhlasan hati serta permohonan pertolongan yang disertai
kejernihan nurani agar selamat dari segala musibah serta meraih keselamatan
abadi.
2.4 Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau
meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan
pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar
kepercayaan itu adalah kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang,
bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari
orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu
disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi
masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak.
Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut
kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu
makin besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat
kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan -
langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu
ada yang melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang
paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga
hak ber agama menurut keyakinan.
Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu, Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu, Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
2.5 Berbagai Kepercayaan dan Usaha
Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah
kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan
atas :
1. Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2. Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
3. Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir, Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan)
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator)
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
1. Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2. Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
3. Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir, Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan)
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator)
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
4. Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan
konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut
BAB III
PENUTUPAN
3.1
Kesimpulan
Harapan berasal dan kata harap yang
berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang
diinginkan dapat terjadi. Bila
dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu
muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Harapan bukan hanya
terucap dari mulut saja melain dan dengan usaha dan doa, tanpa usaha dan doa
pasti harapan terbuang dengan sia-sia. Harapan juga, harus dibarengi oleh rasa
optimis karena optimis adalah factor mengharapkan sesuatu yang terbaik dari
situasi tertentu.
DAFTAR
PUSAKA






0 Response to "Tugas Ilmu Budaya Dasar "Manusia dan Harapan""
Posting Komentar